ELISA dari
berbagai macam kit yang ada di pasaran mempunyai cara kerja
hampir sama. Pada dasarnya, diambil virus HIV yang ditumbuhkan pada biakan sel,
kemudian dirusak dan dilekatkan pada biji-biji polistiren atau sumur microplate. Se-rum
atau plasma yang akan diperiksa, diinkubasikan dengan antigen tersebut selama
30 menit sampai 2 jam kemudian dicuci. Ella terdapat IgG (immunoglobulin G)
yang menempel pada biji-biji atau sumur microplate tadi maka
akan terjadi reaksi pengikatan antigen dan antibodi. Antibodi anti-IgG tersebut
terlebih dulu sudah diberi label dengan enzim (alkali fosfatase,horseradish
peroxidase) sehingga setelah kelebihan enzim dicuci habis maka enzim
yang tinggal akan bereaksi sesuai dengankadar IgG yang ada, kemudian akan
berwarna bila ditambah dengan suatu substrat. Sekarang ada test EIA yang
menggunakan ikatan dari heavy dan light chain dariHuman
Immunoglobulin sehingga reaksi dengan antibodi dapat lebih
spesifik, yaitu mampu mendeteksi IgM maupun IgG. Pada setiap tes selalu
diikutkan kontrol positif dan negatif untuk dipakai sebagai pedoman, sehingga
kadardi atas cut-off
value atau di atasabsorbance
level spesimen akan dinyatakan positif. Biasanya lama pemeriksaan
adalah 4 jam. Pemeriksaan ELISA hanya menunjukkan suatu infeksi
HIV di masa lampau. Tes ELISA mulai menunjukkan hasil positif pada bulan ke 23
masa sakit. Selama fase permulaan penyakit (fase akut) dalam darah penderita
dapat ditemukan virus HIV/partikel HIV dan penurunan jumlah sel T4 (Gratik).
Setelah beberapa hari terkena infeksi AIDS, IgM dapat dideteksi, kemudian
setelah 3 bulan IgG mulai ditemukan. Pada fase berikutnya yaitu pada
waktu gejala
major AIDS menghilang (karena sebagian besar HIV telah masuk ke dalam sel
tubuh) HIV sudah tidak dapat ditemukan lagi dari peredaran darah dan jumlah $el
T4 akan kembali ke normal. Hasil pemeriksan ELISA harus diinterpretasi dengan
hati-hati, karena tergantung dari fase penyakit. Pada umumnya, hasil akan
positifpada lase timbul gejalapertama AIDS (AIDS phase) dan
sebagian kecil akan negatif pada fase dini AIDS (Pre AIDS phase).Beberapa
hal tentang kebaikan test ELISA adalah nilai sensitivitas yang tinggi : 98,1%
100%, Western Blotmemberi nilai spesifik 99,6% 100%. Walaupun
begitu,predictive value hasil test positif tergantung dari
prevalensi HIV di masyarakat. Pada kelompokpenderita AIDS,predictive
positive value adalah 100% sedangkan pada donor darah dapat antara 5%
100%. Predictive value dari hasil negatif ELISA pada
masyarakat sekitar 99,99% sampai 76,9% pada kelompok risiko tinggi. Di samping
keunggulan, beberapa kendala path test ELISA yang perlu diperhatikan adalah
:
1. Pemeriksaan
ELISA hanya mendeteksi antibodi, bukan antigen
(akhir-akhir ini sudah ditemukan test ELISA untuk antigen). Oleh karena itu
test uji baru akan positif bila penderita telah mengalami serokonversi yang
lamanya 23 bulan sejak terinfeksi HIV, bahkan ada yang 5 bulan atau lebih
(pada keadaanimmunocompromised). Kasus dengan infeksi HIV laten dapat
temp negatif selama 34 bulan.
2) Pemeriksaan ELISA hanya terhadap
antigen jenis IgG. Penderita AIDS pada taraf permulaan hanya mengandung IgM,
sehingga tidak akan terdeteksi. Perubahan dari IgM ke IgG mem-butuhkan waktu
sampai 41 minggu.
3) Pada umumnya pemeriksaan ELISA
ditujukan untuk HIV1. Bila test ini digunakan pada penderita HIV-2, nilai
positifnya hanya 24%. Tetapi HIV2 paling banyak ditemukan hanya di
Afrika.
4) Masalah false
positive pada test ELISA. Hasil ini sering ditemukan pada keadaan
positif lemah, jarang ditemukan pada positif kuat. Hal ini disebabkan karena
morfologi HIV hasil biakan jaringan yang digunakan dalam test kemurniannya
berbeda dengan HIV di alam. Oleh karena itu test ELISA harus dikorfirmasi
dengan test lain. Tes ELISA mempunyai sensitifitas dan spesifisitas cukup
tinggi walaupun hasil negatif tesini tidakdapatmenjamin bahwa seseorang bebas
100%dari HIV1 terutama pada kelompok resiko tinggi.
Akhir-akhir ini test ELISA telah
menggunakanrecombinant antigen yang sangat spesifik terhadapenvelope dan core. Antibodi
terhadap envelopeditemukan pada setiap penderita HIV stadium apa
saja (Graf k). Sedangkan antibodi terhadap p24 (proten daricore) bila
positif berarti penderita sedang mengalami kemunduran/deteriorasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar