Kasus 1 “kram (karena olahraga
tanpa pemanasan)”
Seorang
laki-laki usia 30 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan mendadak kedua
kakinya kram setelah berlari mengelilingi stadion sebanyak dua kali. Setelah
ditanya oleh dokter ternyata ternyata laki-laki tersebut tidak melakukan
pemanasan terlebih dahulu sebelum olahraga. Oleh dokter dijelaskan tentang hal
tersebut diatas, oleh dokter diberikan terapi untuk menangani kram tersebut.
Step 1 “Klasifikasi”
·
Kontraksi :Pemendekan atau pengurangan dalam
ukuran; dalam kaitannya dengan otot, kontraksi menunjukkan pemendekan dan/atau
pembangunan tegangan.
- Terapi : Usaha untuk memulihkan kesehatan seseorang, dengan cara memberikan pengobatan atau terapeutik untuk mengurangi gejala suatu penyakit.
- Mekanisme : cara kerja suatu alat atau sistem organ.
- Olahraga : gerak badan untuk menyehatkan dan menguatkan tubuh.
·
Pemanasan : kegiatan yang dilakukan sebelum olahraga
agar mencegah timbunan asam laktat yang akan mengurangi resiko cedera otot.
·
Otot :
Organ yang memulai kontraksi menimbulkan gerakan pada suatu organisme organ.
·
Kram : Kontraksi muskular spasmodik
yang nyeri, khususnya suatu spasme tonik.
-
Spasme
à Penyempitan jalan, saluran atau lubang keluar secara
mendadak tetapi sebentar; kontraksi involunter otot atau sekelompok otot secara
mendadak dan keras, yang disertai nyeri dan gangguan fungsi, yang menghasilkan
gerakan involunter dan distorsi.
-
Spasme
tonik à spasme yang kekakuannya menetap beberapa waktu.
Step 2 “Menemukan Masalah”
- Mengapa lelaki tersebut mengalami kram?
- Manfaat apa saja yang didapat setelah melakukan pemanasan?
- Mekanisme kontraksi otot?
- Mekanisme kram otot?
- Apakaah ada hubungannya kram dengan usia?
- Terapi penanganan kram?
Step 3 “Analisis Problem”
1. Lelaki
tersebut mengalami kram disebabkan oleh, karena
orang tersebut tidak melakukan pemanasan. Hal yang sebaiknya dilakukan saat
olahraga adalah pemanasan dan pendinginan. Dengan kedua hal tersebut diatas
dapat mencegah terjadinya cedera otot/ kram saat aktivitas olahraga
berlangsung.
Kram disebabkan karena kurangnya
alirah darah ke otot yang disebabkan penumpukan asam laktat pada aliran darah
akibat kurang sempurnanya metabolism. Kram pada otot dapat terjadi karena
kelelahan otot yang maksimal.
- Manfaat yang didapat setelah melakukan pemanasan antara lain,
-
Menaikkan aliran darah
melalui otot-otot aktif
-
Mempersiapkan agar otot
dan jantung sedikit renggang
-
Menurunnya ketegangan
otot-otot
-
Meningkatkan pertukaran
oksigen dalam hemoglobin setelah melakukan peregangan
-
Meningkatnya energi
yang dikeluarkan oleh metabolisme tubuh
-
Menaikkan suhu tubuh
-
Mempersiapkan mental
sebelum berolahraga
-
Meningkatkan efisiensi /
memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan efisien
-
Meningkatkan kemampuan
jaringan penghubung dalam gerakan memanjang / meregang
-
Meningkatkan kecepatan
perjalanann sinyal saraf yang memerintah gerakan tubuh
- Mekanisme kontraksi otot
- Potensial aksi à saraf motorik à diujung serabut otot
- Setiap ujung menyekresi substansi neurotransmitter/asetilkolin dalam jumlah sedikit
- Asetikolin membuka banyak kanal”bergerbang asetilkolin”melalui molekul-molekul protein terapung di atas membrane
- Pontesial aksi menimbulkan depolarisari,aliran listrik mengalir melalui pusat serabut otot,disebut setikulum
- Sarkoplasma melepaskan ion kalsium
- Ion kalsium menarik filament aktin dan filament myosin saling bergeser kemudian kontraksi
- >1 detik ion kalsium dipompa membrane Ca++, ion kalsium dari myofibril menyebabkan kontraksi otot berhenti
- Mekanisme kram otot
-
Rangsang berulang yang diionkan sebelum
masa relaksasi menghasilkan penggiatan tambahan pada elemen kontraktil, dan
tampak adanya respon berupa peningkatan kontraksi. Tegangan yang terbentuk
sebelum penambahan kontraksi lebih besar dari kontraksi kedutan.
-
Dengan rangsangan yang hilang dengan
cepat penggiliran mekanisme kontraksi terjadi berulang-ulang sebelum mencapai
masa relaksasi.
-
Masing-masing respon tersebut digabung
jadi satu kontraksi berkesinambungan yang dinamakan tetanik atau mekanisme otot
berlebihan atau kram otot.
- Hubungan kram otot dengan usia
Orang-orang
yang beresiko lebih besar terkena kram adalah bayi dan anak-anak karena
memiliki kelebihan panas tubuh, serta orang tua yang berusia diatas 40 tahun
karena otot normalnya berkurang sehingga otot tidak dapat bekerja sekeras dan
secepat biasanya. Namun, pasien pada kasus ini usianya 30 tahun yang termasuk
usia produktif, otot yang dimiliki tentu masih bekerja secara normal, berarti
dalam kasus ini usia pasien tidak mempengaruhi kram yang terjadi.
- Terapi penanganan kram
-
Peregangan otot
-
Kompres air hangat
untuk dilatasi kapiler
-
Pemijatan secara diurut
-
Banyak minum air
mineral
Step 4 “Formulasi (dalam tingkat
hipotesis)”
Sasaran Belajar
- Anatomi extremitas inferior
- Histologi jaringan pada otot
- Fisiologi
- Mekanisme kontraksi otot
- Mekanisme terjadinya kram
- Menjelaskan kram
- Biokimiawi pada kontraksi otot
- Penanganan kram secara umum
Step
7
1. Anatomi
extremitas inferior
·
Ossa
1.
Cingulum extremitas inferior
·
Os coxae dekstra e sinistra
·
Os sacrum
2.
Extremitas inferior liberae
·
Regio femur : os. Femur
·
Regio genu : os. Patella
·
Regio cruis : os. Tibia
·
Regio cruis : os. Fibula
·
Ossa pedis, terdiri dari 4 :
a) Ossa
tarsal
b) Ossa
metatarsal
c) Phalanges
·
Musculus
Anterior = Fleksi
·
m. sartorius
·
m. iliacus
·
m. psoas
·
m. pectoneus
·
Posterior = Ekstensi
·
m. biceps femoris
·
m. semitendinous
·
m. semimembranous
·
m. obturatorius
externus
Musculus pada tungkai bawah
Anterior
= ekstensi
·
m. Tibialis anterior
·
m. Ekstensor digitorum
longus
·
m. Ekstensor digitorum
brave
·
m. Ekstensor hallucis
longus
·
m. Peroneus tertius
Posterior
= Fleksi
·
m. Tibialis posterior
·
m. Flexor digitorum
longus
·
m. Flexor hallucis
longus
·
m. Gastrocnemius
·
m. Soleus
·
m. Plantaris
·
m. Popliteus
Musculus yang biasanya lebih sering
terjadi kram adalah m. Gastrocnemius, m. Soleus, m. Plantaris karena berfungsi
sebagai plantar flexor yang kuat sendi pergelangan kaki. Otot-otot ini terutama
memberi tenaga untuk gerakan maju pada waktu berjalan dan berlari.
·
Inervasi
·
Vaskularisasi
Arteri
Vena
2. histologi
jaringan pada otot
Ciri-ciri
Otot polos
-
Berbentuk
gelondong,kedua ujungnya meruncing dan dibagian tengahnya menggelembung
-
Mempunyai satu inti sel
-
Tidak memiliki
garis-garis melintang(polos)
-
Bekerja diluar
kesadaran, artinya tidak dibawah perintah otak, oleh karena itu otot polos
disebut sebagai otak tak sadar
-
Terletak pada otot
usus, otot saluran peredaran darah otot saluran kemih dll.
Ciri-ciri
otot jantung
-
otot jantung ini hanya
terdapat pada jantung. Struktunya sama seperti otot lurik,gelap terang secara
berselang-seling dan terdapat percabangan sel
-
kerja otot jantung
tidak bias dikendalikan oleh kemauan kita,tetapi bekerja sesuai dengan gerak
jantung. Jadi otot jantung menurut bentuknya seperti otot lurik dan dari proses
kerjanya seperti otot polos,oleh karena itu disebut juga otot special.
Ciri-ciri otot lurik
-
Berbentuk
silindris,memanjang
-
tampak adanya
garis-garis melintang yang tersusun seperti daerah gelap dan terang secara
berselang-seling(lurik)
-
mempunyai banyak inti
sel
-
bekerja dibawah
kesadaran, artinya menurut perintah otak,oleh karena itu otot lurik disebut
sebagai otot sadar
-
terdapat pada otot
paha, otot betis,otot dada
·
fungsi : pergerakan, mempertahankan
fungsi tubuh, menstabilkan sendi, menghasilkan panas.
·
Karakteristik :
o
Kontraktilitas : hanya satu kerja untuk memendek,
pemendekan menghasilkan tenaga mekanik.
o
Eksitabilitas : serabut sataf
mengakibatkan perjalanan impuls.
o
Ekstensibilitas : dengan kontraksinya akan meregangkan
otot uang berlawanan.
o
Elastisitas : membalik dengan pasif setelah
diregang.
·
Perlekatan : dalam otot terdapat perlekatan
terhadap minimal dua tulang, perlekatan terhadap tulang tersebut, dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
o
Origin à
perlekatan yang lebih aktif
o
Insersi à
perlekatan yang lebih pasif
·
Otot rangka terbagi 2:
1. Otot
rangka putih
Bereaksi cepat terhadap rangsang,
bekerja dalam waktu yang singkat dan untuk ini sanggup menggunakan sejumlah
energi berasal dari glikolisis anaerob. Sehingga mengandung tidak terlalu
banyak mitokondria dan mioglobin, begitupula sitokrom dan enzim suksinat
oksidase tidak terlalu aktif. Tentunya otot kerangka putih lebih cepat
mengalami kelelahan.
2. Otot
kerangka merah
Berlainan dengan otot kerangka
putih diman areaksi terhadap rangsang saraf lebih lambat, memerlukan kerja
dalam waktu yang lebih lama sehingga memungkinkan reaksi glikolisis untuk
pengadaan energi lebih sempurna. Berarti lebih banyak mengandung mioglobin,
mitokondria, sitokrom serta enzim suksinat oksidase lebih aktif. Sehingga otot
kerangka merah tidak cepat mengalami kelelahan.
(hardjasasmita, pantjita. Ikhtisar Biokimia Dasar A. 1991.
Jakarta: FKUI.)
·
Motor and plate pada otot :
(Lesson,C.R.1990.Buku Ajar Histologi,alih bahasa oleh siswono,dkk,edisi
5.Jakarta:EGC)
o
Gelendong otot – saraf
Bagunan
berbentuk gelendong tersusun memanjang dalam otot, dibentuk oleh serat – serat
otot halus dan kecil dan dibungkus sesuatu sampai jaring ikat yang
berhubungan dengan suatu ujung saraf.
Ujungnya sensoris bersifat propriseptif dan bereaksi terhadap regangan, karena
berhubungan dengan refleks tegang.
o
Ujung saraf – tendo
Terdapat pada twndo dekat batas
otot-otot tendo dan memoerlihatkan serat-serat saraf sensoris yang berakhir
diantara gabungan serat-serat tendo. Serat – serat ini dirangsang oleh tegang /
regangan tendo selama kontraksi otot.
3. Fisiologi
- Mekanisme kontraksi otot secara umum
o Potensial
aksi à
saraf motorik à
diujung serabut otot
o Setiap
ujung menyekresi substansi neurotransmitter/asetilkolin dalam jumlah sedikit
o Asetikolin
membuka banyak kanal”bergerbang asetilkolin”melalui molekul-molekul protein
terapung di atas membrane
o Pontesial
aksi menimbulkan depolarisari,aliran listrik mengalir melalui pusat serabut
otot,disebut setikulum
o
Sarkoplasma melepaskan
ion kalsium
o Ion
kalsium menarik filament aktin dan filament myosin saling bergeser kemudian
kontraksi
o >1
detik ion kalsium dipompa membrane Ca++, ion kalsium dari myofibril menyebabkan
kontraksi otot berhenti
- Mekanisme terjadinya kram
o
Kram
otot merupakan jenis spasme lokal. Melalui penelitian elektromiografik dapat
dijelaskan beberapa penyebab kram otot, sebagai faktor yang menyebabkan iritasi
atau keadaan metabolisme abnormal pada otot, seperti sangat kedinginan,
kurangnya aliran darah, atau latihan yang berlebihan, dapat menimbulkan nyeri
atau sinyal sensorik lainnya yang akan dijalarkan dari otot ke medula spinalis,
yang selanjutnya menimbulkan refleksi umpan balik kontraksi otot. Kontraksi ini
dipercaya merangsang reseptor sensorik yang sama sama lebih hebat lagi, dan menyebabkan
medula spinalis meningkatkan intensitas kontraksinya. Jadi, timbul suatu
mekanisme umpan balik positif, sehingga sedikit saja iritasi sudah dapat
menimbulkan kontraksi yang terus-menerus sampai akhirnya timbul kram otot yang
menyeluruh.
o
Satu
potensial aksi tunggal menyebabkan satu kontraksi singkat yang kemudian diikuti
relaksasi. Kontraksi singkat seperti ini disebut kedutan otot. Potensial aksi
dan kontraksi diplot pada skala waktu yang sama. Kontraksi timbul kira-kira 2
mdet setelah dimulainya depolarisasi membran, sebelum masa repolarisasi
potensial aksi selesai. Lamanya kontraksi kedutan beragam sesuai dengan jenis
otot yang dirangsang. (Ganong, 1998)
c.
Menjelaskan
tentang kram
·
Penyebab kram otot
1. Kurang
pemanasan saat olahraga
2. Kekurangan
cairan (dehidrasi)
3. Terlalu
banyak konsumsi alkohol
4. Kekurangan
zat kalsium/magnesium
5. Perokok
6. Melakukan
hal berat secara tiba-tiba
7. Terlalu
lama diam pada satu posisi
8. Melakuakan
olahraga berat secara mendadak
9. Kondisi
tubuh terganggu sehingga aliran darah kedalam tubuh
10. Kekurangan
magnesium,kalsium,B1,B5,B6
·
Jenis kram
§ Paraphysioogic : kram yang terjadi pada orang-orrang
normal yang sehat tetapi disebabkan oleh suatu peristiwa, seperti olahraga.
§ EAMC
(Exercise Associated Muscle Cramping) : kram yang terjadi karena otot tersebut
sengaja dilatih.
4. Biokimiawi
pada mekanisme kontraksi otot
Kejadian
biokimiawi yang penting selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot dapat
digambarkan dalam 5 tahap:
1)
Dalam
fase relaksasi pada kontraksi otot, kepala S-1 miosin menghidrolisis ATP
menjadi ADP + Pi , tetapi kedua produk ini tetap terikat. Resultan kompleks
ADP-Pi-miosin telah mendapatkan energi dan berada dalam bentuk yang dikatakan
sebagai bentuk energi tinggi.
2)
Kalau
kontraksi otot distimulasi (lewat kejadian yang melibatkan Ca2+, troponin,
tropomiosin dan aktin), maka aktin akan dapat terjangkau dan kepala S-1 miosin
akan menemukannya, mengingatnya, serta membentuk kompleks aktin-miosin-ADP-Pi.
3)
Pembentukan
kompleks ini meningkatkan pelepasan Pi yang akan dimulai cetusan kekuatan.
Peristiwa ini diikuti oleh pelepasan ADP dan disertai dengan perubahan bentuk
yang besar pada kepala miosin dalam hubungannya dengan bagian ekornya yang akan
menarik aktin sekitar 10 nm ke arah bagian pusat sarkomer. Kejadian ini
dinamakan cetusan kekuatan (power stroke),
miosin kini berada dalam keadaan berenergi rendah yang ditunjukkan sebagai
aktin-miosin.
4)
Molekul
ATP yang lain terikat pada kepala S-1 dengan membentuk kompleks
aktin-miotin-ATP.
5)
Kompleks
miotin-ATP mempunyai afinitas yang rendah terhadap aktin, dan dengan demikian
aktin akan dilepaskan. Tahap terakhir ini merupakan komponen relaksasi yang
sangat penting dan bergantung pada pengikatan ATP, dengan kompleks
aktin-miosin.
5.
Penanganan
kram secara umum
Penanganan
kram dengan:
·
Peregangan
otot
·
Pemijatan
pada otot yang kram
·
Kompres
air hangat
·
Minum
cairan elektrolit
Obat-obatan
penanganan kram
·
Quinesulfate
·
Magnesium
karbonat
·
Benzodiazepines
Namun
penggunaan obat-obatan tersebut dapat menimbulkan efek samping. Maka dari itu
sebaiknya untuk mengantisipasi kram. Pencegahan yang dilakukan antara lain:
o
Melakukan
pemanasan dan pendinginan pada saat aktivitas berat
o
Cukup
minum selama dan sesudah aktivitas
o
Pemberian
larutan elektrolit
o
Hindari
lelah berlebihan saat cuaca panas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar