2.1 Pengertian
Migrain atau sering juga disebut sakit kepala atau pusing sebelah adalah nyeri
kepala berdenyut yang kerapkali disertai mual, muntah. Penderita biasanya
sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan bau-bauan. Sakit kepala ini paling
sering hanya mengenai satu sisi kepala saja, kadang-kadang berpindah ke sisi
sebelahnya, tetapi dapat mengenai kedua sisi kepala sekaligus. Migrain kadang
kala agak sulit dibedakan dengan sakit kepala jenis lain. Sakit kepala akibat
gangguan pada sinus atau akibat ketegangan otot leher mempunyai gejala yang
hampir sama dengan gejala migrain. Migrain dapat timbul bersama penyakit lain
misalnya asma dan depresi. Penyakit yang sangat berat, misalnya tumor atau
infeksi, dapat juga menimbulkan gejala yang mirip migrain. Namun kejadian ini
sangat jarang.
2.2 Klasifikasi Migren
- Migrain Biasa: Kebanyakan penderita migrain masuk ke dalam jenis ini. Migrain biasa ditandai dengan nyeri kepala berdenyut di salah satu sisi dengan intensitas yang sedang sampai berat dan semakin parah pada saat melakukan aktifitas. Migrain ini juga disertai mual, muntah, sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau. Sakit kepala akan sembuh dalam 4 sampai 72 jam, sekalipun tidak diobati.
- Migrain Klasik: Pada jenis klasik, migrain biasanya didahului oleh suatu gejala yang dinamakan aura, yang terjadi dalam 30 menit sebelum timbul migrain. Migrain klasik merupakan 30% dari semua migrain.
2.3 Etiologi
Bagi pasien dengan migren yang menahun, sering berulang, sebaiknya mencari
faktor pencetus serangan. Beberapa faktor yang dapat mencetuskan migren adalah
: kurangnya jam tidur, terlalu banyak tidur ( di akhir pekan saat anda libur
tidak bekerja ), saat menstruasi, adanya cahaya yang berlebih, suara yang
terlalu bising, dan hipoglikemia ( misalnya : saat anda telat makan ). Beberapa
obat dapat pula mencetuskan serangan migren ini seperti : nitrat, klorokuin,
obat kontrasepsi, indometasin , Alkohol dan makanan tertentu yang mengandung
tyramine, nitrate , monosodium glutamat , dsb . Contoh makanan yang mengandung
vasoactive amines ( tyramine dan b-phenylethylamines ) adalah : keju, coklat,
kacang-kacangan, jeruk sitrus, bawang merah. Contoh makanan yang mengandung nitrat
: daging ham, saus, hot dog, daging. Contoh makanan yang mengandung monosodium
glutamat : makanan dengan penyedap/ vetsin yang banyak misalnya pada masakan
cina, saus, beberapa makanan kaleng.
2.3 Patofisiologi
Mekanisme dasar bagi korteks serebri untuk menghindari kerusakan organ ialah
dengan mengurangi pasokan darah menuju otak, sehingga akan terjadi perubahan
diameter pembuluh darah otak, yang bermanifestasi sakit kepala akibat perubahan
vaskular tersebut. Secara klinis, sakit kepala dibagi menjadi dua kategori;
sakit kepala primer dan sakit kepala sekunder. Sakit kepala primer terjadi
tanpa kerusakan organ (etiologi struktural), misalnya sakit kepala vaskular
(migren), cluster headache, tension headache, dan sakit kepala akibat penggunaan
obat yang berlebih. Sedangkan sakit kepala sekunder terjadi karena adanya
kerusakan struktural atau organik. Vasokontriksi intrakranial di bagian luar
korteks berperan dalam terjadinya migren dengan aura. Pendapat ini diperkuat
dengan adanya nyeri kepala disertai denyut yang sama dengan jantung. Pembuluh
darah yang mengalami konstriksi terutama terletak di perfier otak akibat
aktivasi saraf nosiseptif setempat. Teori ini dicetuskan atas observasi bahwa
pembuluh darah ekstrakranial mengalami pelebaran sehingga akan teraba denyut
jantung. Pelebaran ini akan menstimulasi orang sadar yang diterjemahkan sebagai
sakit kepala. Dalam keadaan yang demikian, vasokonstriktor (misalnya golongan
senyawa ergot) akan mengurangi sakit kepala, sedangkan vasodilator (misalnya
nitrogliserin) akan memperburuk sakit kepala.
Migren dengan aura juga telah diketahui dengan baik, dikenal dengan teori
cortical spreading depression (CSD). Aura terjadi karena terdapat eksitasi
neuron di substansia nigra yang menyebar dengan kecepatan 2-6 mm/menit.
Penyebaran ini diikuti dengan gelombang supresi neuron dengan pola yang sama
sehingga membentuk irama vasodilatasi yang diikuti dengan vasokonstriksi.
Prinsip neurokimia CSD ialah pelepasan Kalium atau asam amino glutamat eksitatori
dari jaringan saraf sehingga terjadi depolarisasi dan pelepasan
neurotransmitter lagi, depresi saraf pun menyebar.
CSD pada episode aura akan menstimulasi nervus
trigeminalis nukleus kaudatus, memulai terjadinya migren. Pada migren tanpa
aura, kejadian kecil di neuron juga mungkin merangsang nukleus kaudalis
kemudian menginisiasi migren. Nervus trigeminalis yang teraktivasi akan
menstimulasi pembuluh kranial untuk dilatasi. Hasilnya, senyawa-senyawa
neurokimia seperti calcitonin gene-related peptide (CGRP) dan substansi P akan
dikeluarkan, terjadilah ekstravasasi plasma. Kejadian ini akhirnya menyebabkan
vasodilatasi yang lebih hebat, terjadilah inflamasi steril neurogenik pada
kompleks trigeminovaskular. Selain CSD, migren juga terjadi akibat beberapa mekanisme
lain, di antaranya aktivasi batang otak bagian rostral, stimulasi dopaminergik,
dan defisiensi magnesium di otak. Mekanisme ini bermanifestasi pelepasan
5-hidroksitriptamin (5-HT) yang bersifat vasokonstriktor. Pemberian antagonis
dopamin, misalnya Proklorperazin, dan antagonis 5-HT, misalnya Sumatriptan
dapat menghilangkan migren dengan efektif.
2.5 Manifestasi Klinik
- Gejala Awal: Satu atau dua hari sebelum timbul migrain, penderita biasanya mengalami gejala awal seperti lemah, menguap berlebih
- Nyeri Kepala: Sakit kepala migren sering digambarkan sebagai sebuah sakit kepala yang hebat, berdenyut dan menyerang kepala pada satu sisi. Kadang kadang sakit dirasakan di dahi, sekitar mata dan dibelakang kepala sehingga mengaburkan gejala dengan sakit kepala yang lain. Walau sebagian besar migren menyerang pada satu sisi kepala, namun sering juga dijumpai gejala migren pada kedua sisi kepala. Sisi kepala yang terserang migren pun sering bergantian pada setiap kali serangan. Hati hati bila sisi kepala yang terserang selalu sama, kemungkinan lain adalah terjadinya suatu tumor otak. Penderita migren sering tersiksa dalam melakukan aktifitas sehari hari terutama saat serangan terjadi.
- Gejala lain: Gejala lain yang menyertai migren antara lain, mual, muntah, diare, wajah pucat, kaki tangan dingin, serta penderita akan sensitif terhadap cahaya dan suara. Akibat terjadinya peningkatan sensitifitas terhadap cahaya dan suara maka penderita migren harus berbaring di ruangan yang sepi dan gelap. Serangan migren biasanya akan mereda dalam 4 sampai 72 jam.
- Gejala akhir: Gejala Akhir: Setelah nyeri kepala sembuh, penderita mungkin merasa nyeri pada ototnya, lemas, atau bahkan merasakan kegembiraan yang singkat. Gejala-gejala ini menghilang dalam 24 jam setelah hilangnya sakit kepala.
2.6 Penatalaksanaan
- Non Farmakologi ; Pengobatan tanpa obat biasanya dilakukan untuk meringankan gejala migren dan untuk pencegahan. Relaksasi dipercaya mampu mencegah timbulnya serangan migren bila dilakukan saat gejala pendahuluan. Jika memungkinkan, tidur merupakan obat yang paling mujarab. Untuk mencegah timbulnya migren, pasien dapat dimotivasi untuk mengubah pola hidup yang selama ini dicurigai dapat mencetuskan timbulnya migren. Hal ini termasuk menghentikan kebiasaan merokok, menghindari makanan yang banyak mengandung tiramin seperti keju, hindari pula makanan yang mengandung nitrat tinggi seperti kacang kacangan. Selain itu harus segera melakukan apa yang disebut pola hidup sehat seperti makan makanan yang bergizi, minum yang cukup, tidur yang cukup, dan olah raga yang teratur.
- Farmakologi ; Penderita migren yang ketika serangan terjadi tidak terlalu mempengaruhi aktifitasnya sehari hari cukup diberikan obat penghilang nyeri (analgetik) yang banyak dijual di warung warung. Walaupun demikian, penggunaan obat ini harus selalu memperhatikan aturan pakai yang tertera di bungkus obat tersebut guna mencegah hal hal yang tidak diingini. Terdapat dua golongan obat analgetik yang umum digunakan yaitu Acetaminophen (Paracetamol) dan NSAID atau Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs. Obat NSAID dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu aspirin dan non-aspirin. Yang termasuk ke dalam golongan NSAID non-aspirin antara lain ibuprofen dan naproxen. Beberapa jenis dari obat NSAID ini dapat diperoleh dengan menggunakan resep dokter. Selain untuk migren, obat NSAID juga digunakan untuk mengobati radang sendi, radang tendon dan lain lain. Acetaminophen atau paracetamol bekerja di pusat nyeri otak untuk mengurangi rasa nyeri dan demam. Acetaminophen mempunyai efek samping yang sangat minim terutama pada lambung bila dibandingkan dengan obat NSAID. Meskipun demikian, bila digunakan secara serampangan dan melebihi dosis yang dianjurkan, acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati yang lumayan berat. Pada pasien yang suka minum alkohol, acetaminophen dapat menyebabkan kerusakan hati walau diberikan pada dosis yang rendah. Kesimpulannya, selalulah membaca aturan pakai obat yang tertera di label obat untuk mencegah keracunan atau kelebihan dosis. Obat NSAID mengurangi nyeri dengan cara mengobati reaksi inflamasi yang menyebabkan terjadinya nyeri. Obat ini disebut non steroid karena memang berbeda dari obat steroid walaupun sama sama mempunyai efek mencegah terjadinya reaksi inflamasi. Obat obat yang termasuk ke dalam golongan steroid (kortikosteroid) tidak dipergunakan karena mempunyai efek samping yang kurang bagus bila digunakan dalam jangka waktu yang lama. Efek samping ini tidak ditemukan pada obat NSAID. Untuk mengobati sakit kepala, beberapa dokter menggunakan kombinasi antara aspirin, acetaminophen, dan kafein. Ketiga obat ini mempunyai efek sinergis untuk meringankan gejala sakit kepala.
bila file di atas rusak bisa download juga disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar